Pertanian Berbasis Lebah
“Lebah Sebagai Media Pemberdayaan – Konservasi – Edukasi “
Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan alam luar biasa melimpah dibandingkan dengan negara lain, salah satunya adalah sector pertanian. Namun Kelebihan tersebut masih kurang dimaksimalkan, terbukti dengan semakin menurunnya minat pemuda-pemudi menjadi petani, banyaknya pengangguran, urbanisasi, kesejahteraan petani yang belum sepenuhnya merata dan berbagai hal lain yang menjadi tolak ukur belum maksimalnya pemanfaatan potensi pertanian. Banyak sekali program-program dalam upaya memajukan pertanian, baik dari pemerintah, swasta maupun dari universitas. Program Pertanian Berbasis Lebah “Lebah Sebagai Media Pemberdayaan – Konservasi – Edukasi “ merupakan upaya kami sebagai generasi penerus bangsa untuk ikut serta membantu program pemerintah dengan wadah komunitas petani muda Prawita. Pertanian terpadu antara pembibitan buah & peternakan lebah sudah kami jalankan sejak tahun 2015 dengan segala keterbatasan kami dalam hal ilmu, dukungan, modal dan lahan.
Pada Tahun 2017 kami mulai menerapkan program pertanian berbasis lebah melalui pemberdayaan, konservasi dan edukasi mengacu pada kendala-kendala yang kami hadapi sebagai solusi. Pengelolaan pertanian hulu sampai hilir coba kami terapkan dari mulai persiapan, produksi, pemasaran sampai pengolahan produk turunan. Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan budidaya lebah dan buah sebagai solusi keterbatasan kami dalam hal ketersediaan lahan dan memenuhi kapasitas produksi melalui program bagi bibit dan koloni lebah gratis dengan system bagi hasil. Bibit tanaman kami produksi sendiri dan koloni lebah juga kami budidayakan sendiri dari hasil berburu. Menenam pohon dilahan tidak produktif kami terapkan dalam upaya memenuhi kebutuhan pakan lebah memanfaatkan lahan yang tidak produktif sekaligus konservasi, ditambah dengan wisata edukasi pertanian sebagai ujung tombak kami dalam hal pemasaran, promosi dan menyebarkan semangat minat Bertani bagi anak usia sekolah dan masyarakat umum.
Kebanyakan pemuda-pemudi sekarang lupa untuk membangun desa dan berwirausaha, apalagi minat untuk menjadi petani sangat-sangat kecil. Padahal, negara kita adalah negara agraris yang kaya sumber daya alam dan subur. Menjadi petani dinilai sudah bukan lagi pekerjaan yang menarik perhatian generasi muda. Image petani seperti sesuatu yang memalukan dan menjijikan untuk dikerjakan anak muda jaman sekarang. Mungkin untuk beberapa dekade kedepan, jumlah petani akan jauh berkurang karena tidak ada regenerasi. Hal ini juga tidak lepas dari keterbatasan lahan dan modal yang dimiliki individu masyarakat sehingga mereka kesulitan dalam mengembangkan pertanian maupun untuk memulainya
Kesejahteraan petani di Indonesia sebagian besar masih jauh dari kata sejahtera, terutama didesa-desa. Bukan karena sumberdaya alamnya yang kurang, tetapi karena kurangnya daya dukung keilmuan dan modal. Pertanian konvensional masih banyak diterapkan sehingga pendapatan petani hanya berasal dari satu sumber, baik itu pertanian padi, sayur, buah ataupun kayu.
Sekarang ini mencari produk pertanian yang aman, sehat dan berkualitas (organik) sangat sulit. Hasil dari pertanian konvensional yang kurang memuaskan mendorong petani untuk menggunakan pestisida kimia untuk hasil panen yang lebih banyak tanpa memperhatikan dampak kedepannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dalam pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu.
Pertanian ramah lingkungan berbasis pemberdayaan-konservasi-edukasi dengan pengelolaan dari hulu sampai hilir (produk turunan)
Nama | : | Teguh Waluyo, S.Pd. |
Alamat | : | Jl. Raya Ajibarang-Gumelar Km.8 Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas 53163 |
No. Telepon | : | 082366456556 |