Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertaniannya memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Upaya dalam peningkatan produktivitas tanaman selalu diikuti dengan penggunaan pupuk. Namun, para petani tidak dapat memenuhi kebutuhan pertanian karena mahalnya harga pupuk yang disebabkan oleh peningkatan harga bahan baku. Disisi lain banyaknya limbah popok bayi yang belum termanfaatkan memiliki potensi dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatan pupuk organik yang ramah lingkungan. Penggunaan sintesis C-Dots dari bahan organik dalam mengikat dan membawa unsur hara dalam tanaman mampu memacu pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu, POB-DOTS dibuat dengan memanfaatkan limbah popok bayi dengan penambahan sintesis C-Dots sebagai bahan utama pupuk organik. Produk ini bertujuan untuk mengembangkan pupuk yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan produktivitas tanaman di Indonesia. Produk ini diproses meliputi tahap preparasi limbah popok bayi, pembuatan larutan gula, sintesis C-Dots, dan pembuatan produk jadi. POB-DOTS diharapkan mampu meningkatkan produktivitas tanaman dan menangani isu peningkatan harga bahan pupuk dalam menyejahterakan para petani di Indonesia.
Kata kunci : Carbon Dots (C-Dots), Limbah popok bayi, POB-DOTS, Pupuk.
Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertaniannya memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Upaya dalam peningkatan produktivitas tanaman melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi selalu diikuti dengan penggunaan pupuk, terutama pupuk anorganik untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Namun, peningkatan kebutuhan pertanian tersebut tidak diikuti dengan ketersediaan bahan baku pupuk. Dikutip dari businessnews.co.id, para petani mengeluhkan mahalnya harga pupuk yang disebabkan oleh peningkatan harga bahan baku, hal ini sejalan dengan invasi Rusia dan Ukraina yang merupakan sumber utama bahan baku pupuk di dunia. Pemanfaatan bahan limbah seperti limbah popok bayi dapat dipertimbangkan sebagai pupuk organik, karena penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus juga dapat menguras bahan organik tanah dan menyebabkan degradasi kesuburan hayati tanah (Sirappa dan Razak, 2010).
Popok bayi (disposable diapers) adalah kebutuhan yang akan terus menerus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah angka kelahiran bayi. Sekitar 97,1% bayi di Indonesia menggunakan popok bayi sekali pakai, namun dibutuhkan 250 - 500 tahun agar limbah popok sekali pakai dapat terurai sepenuhnya (Nawawi, dkk., 2019). Penggunaan popok sekali pakai yang berlebihan tanpa kompensasi melalui sistem pengelolaan limbah dapat menyebabkan masalah baru bagi lingkungan. Salah satu cara pengelolaan limbah dengan cara pembakaran namun, sebagian masyarakat beranggapan bahwa membakar popok bayi dapat menyebabkan pantat bayi melepuh dan gatal-gatal sehingga mereka memilih untuk membuang limbah ke sungai. Pembuangan limbah popok bayi ke sungai dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu diperlukan suatu solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Popok bayi terbuat dari plastik dan campuran bahan kimia untuk menampung sisa-sisa metabolisme seperti urine dan feses, sehingga limbah popok bayi dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pupuk organik karena didalam urine terdapat kandungan Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) yang dapat digunakan sebagai pupuk organik dalam tanah (Khasanah, dkk, 2020). Dilansir pupuknpk.id, fungsi dari Nitrogen untuk menjadikan tanaman lebih hijau dan mempercepat pertumbuhan tanaman, Fosfor berfungsi untuk memacu pertumbuhan akar, memacu perkembangan jaringan, merangsang pembentukan bunga dan pematangan buah serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, sedangkan Kalium berfungsi membantu proses penyerapan air dan hara dalam tanah. Selain itu, kandungan terbesar dalam popok bayi adalah hidrogel. Hidrogel superabsorben adalah jenis hidrogel yang mampu mengabsorbsi air (swelling) hingga 100-1000 kali berat keringnya melalui ikatan hidrogen. Karena daya serapnya yang relatif tinggi, Hidrogel Superabsorben (HSA) dapat dimanfaatkan, misalnya sebagai alternatif media tanam karena memiliki kadar air yang tinggi dan kaya akan unsur hara (Nawawi, dkk.,2019).
Pada era perkembangan saat ini banyak upaya-upaya dalam peningkatan produktivitas pada bidang pertanian salah satunya dengan mengembangkan pupuk menggunakan nanoteknologi (Dey, et al., 2018). Carbon nanodots (C-Dots) adalah bahan nano yang dapat disintesis dari bahan organik. C-dots memiliki ukuran partikelnya di bawah <10 nm, sifat kelarutan yang baik, tidak beracun, dan memiliki gugus dengan muatan-muatan di permukaan yang sangat reaktif terhadap ion-ion logam karena berbagai keunggulan tersebut C-dots dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang salah satunya pada bidang pertanian. Gugus muatan di permukaan C-Dots yang sangat reaktif terhadap ion-ion logam menjadikan C-Dots berpotensi digunakan sebagai bahan pengikat dan pembawa unsur hara untuk merangsang pertumbuhan tanaman (Chen et al., 2018). Penambahan C-Dots pada tanaman tidak bersifat toksik dan menunjukkan biokompatibilitas terbaik serta berpotensi pada pertumbuhan berbagai tanaman (Ma et al., 2013).
Dari pemikiran tersebut didapatkan solusi yakni berupa inovasi pupuk organik dari limbah hidrogel popok bayi dengan penambahan sintesis Carbon Dots (C-Dots) untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang diberi nama “POB-DOTS”.
Keunggulan produk “POB-DOTS” Sebagai Pupuk Organik Dari Limbah Hidrogel Popok Bayi Dengan Penambahan Sintesis Carbon Dots Terhadap Peningkatan Produktivitas Tanaman adalah sebagai berikut :
1. Produk POB-DOTS ini ramah lingkungan
2. Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk ini mudah ditemukan
3. Mengurangi limbah popok bayi.
4. Pupuk POB-DOTS ini dapat mempercepat waktu panen
5. Hasil panen dengan pupuk POB-DOTS ini lebih banyak dan berkualitas
6. Tanah menjadi lebih subur
7. Cara pemakaian pupuk POB-DOTS mudah
Nama | : | Lina Kurniawati, M.Pd. |
Alamat | : | MAN 2 Kudus Mijen No. 22, RT 02 RW 03, Prambatan Kidul, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus 59332 |
No. Telepon | : | 085747780099 |