Latar belakang terbentuknya inovasi ini terinspirasi dari Kota Jepara yang merupakan salah satu daerah pusat penghasil kerajinan ukiran kayu terbesar di Indonesia, bahkan disebut sebagai “Kota Ukir Dunia” yang telah dikenal hingga mancanegara. Namun dibalik banyaknya sentra mebel kerajinan ukiran kayu di Jepara, dari kegiatan produksi kayu menghasilkan material sisa atau bahan buangan berupa limbah serbuk kayu. Hal ini tentunya menjadi permasalahan sendiri yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Oleh karena itu, inventor menciptakan sebuah inovasi dengan memanfaatkan limbah serbuk kayu sebagai bahan campuran media tanam.
Penelitian inovasi ini mengungkapkan masalah: (1) Bagaimana upaya memanfaatkan limbah serbuk kayu menjadi bahan yang memiliki nilai guna bagi masyarakat?, (2) Bagaimana efektivitas pemanfaatan serbuk kayu sebagai bahan campuran media tanam?
Metode penelitian inovasi menggunakan pengembangan melalui pengamatan terkendali. Teknik pengumpulan data melalui uji inovasi, observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Selanjutnya proses penyajian data dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian inovasi upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan limbah serbuk kayu yaitu sebagai bahan campuran media tanam. Hasil pemanfaatan serbuk kayu sebagai bahan campuran media tanam memiliki banyak manfaat, diantaranya dapat menghemat pupuk kompos dan tanah dalam menanam, serta mengolah limbah serbuk kayu menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi terkait hal ini kepada masyarakat luas serta beberapa pihak terkait, baik penghasil maupun pengguna serbuk kayu. Terutama bagi masyarakat daerah Kota Jepara untuk memanfaatkan limbah serbuk kayu menjadi bahan yang memiliki nilai guna.
Kota Jepara dijuluki sebagai ‘’The World Carving Center’’ atau kota ukir dunia. Sejak abad ke-19, Jepara telah dikenal sebagai salah satu daerah pusat penghasil kerajinan ukiran kayu dan mebel terbesar di Indonesia bahkan telah dikenal hingga penjuru negeri. Karya seni ukir kayu sudah menjadi bagian dari budaya, seni, dan ekonomi masyarakat Jepara sejak dulu yang diturunkan dari generasi ke generasi seiring perkembangan zaman. Pada saat ini, Kota Jepara menjadi salah satu daerah penghasil kerajinan ukiran kayu terbesar di Indonesia, bahkan produk kerajinan kayunya telah di ekspor ke berbagai negara di dunia.
Berdasarkan data tersebut, sentra industri kerajinan ukir kayu di daerah Jepara terus mengalami peningkatan. Industri kerajinan ukir kayu di Jepara ini merupakan sentra industri kayu.
sentra industri kerajinan ukir kayu tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Jepara. Pada tahun 2011, terdapat 3.995 unit usaha di bidang kerajinan mebel dan patung ukir yang tersebar di 15 dari 16 kecamatan. Produk kerajinan kayu di Jepara tidak hanya diperdagangkan dalam negeri saja, melainkan diekspor ke berbagai negara di dunia. Tidak heran jika di Jepara ada banyak industri dan sentra unit usaha mebel serta kerajinan ukir kayu. Permintaan pasar produk mebel dan ukiran terus bertambah sehingga produksi kerajinan kayu semakin meningkat.
Dari pengolahan produksi ukiran kayu dan mebel tersebut menghasikan material sisa atau bahan buangan berupa serbuk kayu yang jumlahnya bisa mencapai ribuan ton pertahunnya. Menurut General Manager PLN TJB Rahmat Azwin (2020) Komposisi limbah kayu di kota Jepara dapat mencapai 36 ton per hari. Jumlah limbah serbuk kayu tersebut semakin meningkat setiap hari karena banyaknya industri dan sentra unit usaha di Jepara yang memproduksi kerajinan kayu. Limbah serbuk kayu yang menumpuk dari sisa-sisa produksi mebel di kota jepara ini tidak sulit ditemukan. Hal tersebut terjadi karena produksi meubel menyebar hampir merata di seluruh daerah di Jepara, baik daerah perkotaan maupun pedeasaan. Menurut Gun Sudiyarto dan Suharto (2020) mengenai analisa limbah gergaji kayu di Jepara menyatakan bahwa ternyata limbah kayu yang digunakan di Jepara dapat mencapai 58,85%. Hal ini bila dinilai dari pohon hidup yang kemudian ditebang, sehingga menghasilkan limbah mencapai separuh lebih. Apabila perhitungannya dimulai sejak penggergajian, pembelahan, hingga proses akhir, limbahnya diperkirakan mencapai 37,08%. Jadi bahan yang dapat digunakan dari kayu Perhutani mencapai 62,92%. Sementara bila produk tersebut tanpa ukiran maka limbah yang dihasilkan adalah 34,21% dan kayu yang digunakan untuk pembuatan mebel mencapai 65,79%.
Dari permasalahan tersebut, diperlukan upaya yang lebih serius dalam menangani masalah pengolahan limbah kayu. Umumnya masyarakat mengolah limbah tersebut dengan cara dibakar, ditumbuk, bahkan dibiarkan begitu saja. Hal ini terjadi karena kurangnya edukasi terhadap masyarakat dalam mengelola limbah serbuk kayu sehingga dapat menyebabkan pencemaran bagi lingkungan dan dapat berdampak negatif bagi masyarakat dimasa yang akan datang apabila limbah tersebut tidak dikelola dengan baik.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, manusia telah menciptakan berbagai macam inovasi dalam mengolah limbah. Begitu juga dengan limbah serbuk yang saat ini memiliki beragam manfaat bagi manusia, salah satunya sebagai bahan campuran media tanam. Menurut Wikipedia pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup seperti pelapukan sisa-sisa tanaman , hewan, dan manusia, sedangkan dalam Kanus Besar Bahasa Indonesia, pupuk organik diartikan sebagai zat hara tanaman yang berasal dari bahan organik .Dari hasil penelitian, limbah serbuk kayu merupakan bahan organik tumbuhan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bercocok tanam dan memiliki kadar unsur hara yang efektiv bagi kesuburan tanaman.
Berdasarkan pandangan di atas, inventor tertarik untuk menciptakan inovasi yaitu “Pemanfaatan limbah serbuk kayu sebagai bahan campuran media tanam”. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara dalam mengolah limbah serbuk kayu agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan memiliki nilai guna bagi manusia. Inovasi ini dapat menjadi upaya dalam mengurangi limbah serbuk kayu di Kota Jepara yang dihasilkan dari kegiatan produksi kayu di industri mebel sehingga tidak mengakibatkankan pencemaran terhadap lingkungan. Dengan adanya inovasi ini juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam mengolah limbah serbuk kayu untuk meningkatkan pengembangan sumber daya alam, pendapatan ekonomis, dan kreativitas masyarakat.
Inovasi ini merupakan pengembangan dari beberapa ivonasi lainnya yang sejenis baik objek penelitian maupun kajian ilmunya, diantaranya:
1) Penelitian yang dilakukan oleh Fahmi Tanjung Albertian dalam skripsinya berjudul “Pemanfaatan Serbuk Kayu Sebagai Media Berkarya Ragam Hias Pada Siswa Kelas Vii Smp Negeri 2 Jepara” pada tahun 2016.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Hadi Susilo, dkk., dalam penelitiannya berjudul Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Sebagai Media Budidaya Jamur Tiram (Pleourotus Ostreatus L.) pada tahun 2017.
3) Muhammad Fadjrie Wijaya pada tahun 2020 dengan judul penelitian “Pemanfaatan Serbuk Kayu Menjadi Pupuk Tanaman Organik. Palembang”.
Dari beberapa inovasi penelitian diatas, inovasi ini memiliki perbedaan objek dan subjek dalam pemanfaatan limbah serbuk kayu sebagai bahan campuran media tanam. Berdasarkan hasil penelitian, dari segi objek dalam inovasi ini adalah “Serbuk Kayu” yang merupakan salah satu bahan campuran media tanam yang berperan sebagai pupuk kompos organik sedangkan dari segi subjek inovasi ini adalah “Kota Jepara” yang merupakan salah daerah sentra produksi pengolahan kayu. Limbah serbuk kayu di Kota Jepara tersebut tidak hanya dapat dimanfaatkan bagi masyarakat daerah Jepara saja, namun limbah tersebut dapat diolah dan diekspor ke berbagai daerah untuk dimanfaatkan sebagai bahan campuran media tanam. Pengolahan limbah serbuk kayu tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan saja, melainkan dapat bermanfaat bagi manusia dalam kreatifitas pengolahan sumber daya alam dan bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
Nama | : | Artila Firnanda |
Alamat | : | JL. KH. Achmad Fauzan No. 17, Krasak, Bangsri, Jepara |
No. Telepon | : | 083162306125 |