kami bekerjasama dengan Fakultas kehutanan UGM yogyakarta, dimana tim pengabdian masyarakat UGM memiliki daerah pertanian kenaf binaan dua tempat di luar jawa, yaitu di sumatera dan kalimantan. pada daerah pertanian tersebut belum ada teknologi mesin ekstraksinya. mengingat pada daerah pertanian kenaf tersebut dari sisi SDM masih kurang serta jarangnya ada toko spare part mesin dan bengkel pemesinan serta pengalaman kurangnya performa  mesin yang sudah ada dari sisi keawetan dan kemudahan perawatan, kami berinovasi untuk membuat mesin ekstraksi yang awet dan mudah dalam pengoperasian serta perawatan. pada mesin yang sudah ada memang kapasitas dan kecepatan produksinya tinggi, tetapi di lain sisi dari kapasitasnya tersebut memiliki kekurangan mudah rusak, perawatan sulit, serta ongkos perbaikan yang mahal. mengingat mesin yang dibuat akan diaplikasikan diluar jawa dengan segala faktor kekurangan di daerah tersebut kami membuat inovasi ini.

• Sektor pisau  menggunakan single blade yang hanya membutuhkan dua bantalan atau bearing sehingga hanya membutuhkan ssedikit pelumasan, berbeda dengan mesin yang sudah ada dimana menggunakan empat sampai lima roll press dengan sepuluh bantalan sehingga menambah jumlah pelumasan
• Metode ekstraksi menggunakan metode tumbuk, sehingga pisau lebih awet dan kuat tidak melengkung atau peyok, beda dg mesin yang sudah ada menggunakan proses roll press sehingga tiap pisau pada tiap roll nya mudah peyok dan serat kenaf sering melilit di roll, sehingga baru berapa kali pemakaian harus biduka dan dubersihkan dulu, sehingga hal ini sangat menguras  waktu dan tenaga
• mudah di bawa untuk dipindahkan dengan cara di gandeng ke angkutan tanpa menaikan dan menurunkan mesin dari bak serta tidak memakan tempat bak angkutan